DELTASLOT88 – Kandidat Kuat Pelatih Parma: Dari Arsenal, Usia 29 Tahun, Multibahasa dan Multitalenta

Kandidat Kuat Pelatih Parma: Dari Arsenal, Usia 29 Tahun, Multibahasa dan Multitalenta

Para suporter Parma di Ennio Tardini (c) Instagram/parmacalcio1913

Bola.net – Parma baru saja menutup musim penuh gejolak di Serie A. Setelah mengganti pelatih di tengah jalan, mereka berhasil lolos dari jurang degradasi. Cristian Chivu yang datang menggantikan Fabio Pecchia sukses mengangkat moral tim di momen-momen krusial.

Namun, kebersamaan Parma dan Chivu ternyata hanya bersifat sementara. Chivu memilih pulang ke Inter Milan setelah mendapat tawaran menggantikan Simone Inzaghi. Kekalahan telak 0-5 dari PSG di final Liga Champions membuat posisi Inzaghi tak lagi bisa dipertahankan.

Kini, Parma kembali berada di posisi mencari pelatih. Mereka butuh sosok baru, pemimpin proyek anyar di Ennio Tardini. Nama yang muncul sebagai kandidat utama datang dari arah yang tak disangka. Dia adalah asisten Mikel Arteta di Arsenal, Carlos Cuesta. Dia baru berusia 29 tahun!


1 dari 4 halaman

Si Anak Muda dari Arsenal

Carlos Cuesta saat ini masih menjabat sebagai asisten pelatih Mikel Arteta di Arsenal. Namun, laporan dari Sky Sport Italia, Gianluca Di Marzio, dan Fabrizio Romano menempatkan namanya sebagai favorit utama calon pelatih Parma. Pria asal Spanyol itu akan menginjak usia 30 tahun pada 29 Juli mendatang.

Keputusan Parma jelas penuh risiko. Mereka melewatkan nama-nama mapan seperti Daniele De Rossi atau Mark van Bommel, dan justru mempertimbangkan sosok yang belum pernah menangani tim utama. Cuesta belum punya pengalaman sebagai pelatih kepala.

Meski begitu, latar belakang Cuesta tak bisa dianggap remeh. Ia telah empat tahun menjadi tangan kanan Arteta di Arsenal. Banyak pemain muda The Gunners menyebutnya sebagai sosok penting dalam perkembangan mereka, baik secara teknis maupun mental.

2 dari 4 halaman

Cuesta di Pinggir Lapangan Sejak Remaja

Cuesta bukan mantan pemain bola seperti kebanyakan pelatih lainnya. Ia lahir di Palma de Mallorca dan sejak remaja sudah memilih jalur pinggir lapangan. Di usia 18 tahun, ia dipercaya menangani akademi Atletico Madrid.

Empat tahun di akademi Atletico membentuk fondasi kepelatihannya. Setelah itu, ia pindah ke Juventus U-17 sebagai asisten pelatih di bawah Francesco Pedone. Di sinilah Cuesta pertama kali bersentuhan dengan sepak bola Italia.

Pada 2020, ia dibawa ke Arsenal oleh Arteta. Di sana, Cuesta berperan besar di balik layar, khususnya dalam pengembangan pemain muda. Namanya bahkan sering muncul dalam serial dokumenter All or Nothing yang merekam perjalanan Arsenal.

3 dari 4 halaman

Cuesta: Multibahasa dan Multitalenta

Hubungan Cuesta dan Arteta bermula sejak keduanya bertemu di Manchester City pada 2018. Sejak itu, mereka jadi rekan yang saling melengkapi dalam proyek pengembangan skuad muda dan progresif. Meski bukan asisten utama, Cuesta punya peran vital.

Ia dikenal mampu berbicara enam bahasa: Inggris, Spanyol, Italia, Portugis, Prancis, dan Catalan. Kemampuannya ini membantu komunikasi langsung dengan para pemain muda dari berbagai latar belakang. Nuno Tavares pernah menyebut Cuesta sebagai pelatih yang “mengerti pemain muda karena dia sendiri juga masih muda.”

Kini, Parma memberi tawaran menarik untuk Cuesta: sebuah kursi utama di Serie A. Namun, ia harus lebih dulu menyelesaikan kontraknya bersama Arsenal sebelum benar-benar hijrah ke Italia.

4 dari 4 halaman

Parma: Bertaruh demi Masa Depan

Bagi Parma, ini bukan keputusan kecil. Mereka sedang membangun ulang fondasi klub setelah musim yang nyaris berakhir tragis. Di tengah keterbatasan, mereka memilih untuk bertaruh pada energi dan ide segar.

Cuesta bisa jadi representasi era baru Parma—lebih muda, modern, dan progresif. Meski belum terbukti sebagai pelatih kepala, ada harapan bahwa pendekatan taktis dan psikologisnya bisa menyuntikkan perubahan positif. Parma bukan mencari nama besar, mereka mencari visi.

Jika proses negosiasi dengan Arsenal berjalan mulus, Cuesta bisa diperkenalkan dalam hitungan hari. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kita akan melihat pelatih berusia 30 tahun duduk di bangku cadangan Serie A. Sebuah awal yang mungkin berisiko, tapi juga penuh potensi luar biasa—Parma mungkin sedang menulis babak baru yang menarik.

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *