
Tijjani Reijnders (kiri) merayakan gol bersama rekan setimnya dalam laga Serie A antara AC Milan vs Udinese di Bluenergy Stadium, Sabtu (12/4/2025) dini hari WIB. (c) Andrea Bressanutti/LaPresse via AP
Bola.net – Kembalinya Massimiliano Allegri ke AC Milan pada musim 2025/2026 bukan sekadar momen nostalgia. Pelatih berpengalaman ini kini memegang peran yang lebih besar, bukan hanya sebagai pelatih kepala, melainkan juga sebagai manajer yang memiliki kewenangan luas.
Dengan jabatan barunya, Allegri tidak hanya fokus pada strategi permainan. Ia juga berperan penting dalam pengambilan keputusan terkait transfer pemain serta program pengembangan tim lainnya.
Perubahan ini merupakan bagian dari langkah strategis manajemen anyar Milan di bawah kepemilikan RedBird Capital. Dalam struktur klub yang kini lebih modern dan menyeluruh, Allegri bekerja berdampingan dengan Direktur Olahraga baru, Igli Tare.
Kehadiran dua figur ini langsung memunculkan optimisme di kalangan pendukung Rossoneri. Kombinasi Allegri dan Tare diyakini bisa membawa perubahan signifikan, termasuk dalam proyek ambisius yang mencakup transfer Luka Modric dan Granit Xhaka.
Dari Pinggir Lapangan ke Pusat Pengambilan Keputusan
Serie A 2023/2024: Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, dalam laga Frosinone vs Juventus di pekan 17 (c) Alfredo Falcone/LaPresse via AP
AC Milan tak lagi semata-mata mencari pelatih yang mampu meracik taktik di lapangan. Musim 2024/2025 yang penuh kekecewaan menjadi titik balik bagi klub. Manajemen menyadari perlunya sosok dengan visi jangka panjang, yang mampu menjembatani aspek teknis, pengembangan pemain, hingga arah pembangunan klub secara keseluruhan.
Allegri, yang sebelumnya sukses membawa Milan meraih Scudetto pada musim 2010/2011, dipandang sebagai sosok ideal untuk peran tersebut. Pengalamannya yang kaya, ditambah dengan kapasitas manajerial yang matang serta pemahaman mendalam tentang kultur klub, menjadikannya pilihan yang tepat.
Kini, tugas Allegri tidak hanya terbatas pada performa tim di atas lapangan. Ia turut dilibatkan dalam kebijakan transfer, pemilihan pemain, hingga perumusan visi jangka panjang klub.
Dengan demikian, AC Milan telah meninggalkan model pelatih kepala tradisional dan kembali mengadopsi sistem manajer ala Inggris, di mana pelatih juga memegang kendali dalam urusan strategis klub.
Allegri dan Tare, Poros Baru Proyek Rossoneri
Tijjani Reijnders (kiri) merayakan gol bersama rekan setimnya dalam laga Serie A antara AC Milan vs Udinese di Bluenergy Stadium, Sabtu (12/4/2025) dini hari WIB. (c) Andrea Bressanutti/LaPresse via AP
Transformasi besar ini tak lepas dari kehadiran Igli Tare, mantan direktur sukses Lazio, yang kini menjadi mitra kerja Allegri dalam merancang masa depan Milan.
Keduanya langsung bergerak cepat, membentuk kerangka skuad untuk musim baru. Kolaborasi mereka menunjukkan sinergi yang solid dengan pendekatan efisien—sebuah langkah krusial menjelang dimulainya pramusim.
Sejumlah laga uji coba telah dijadwalkan sebagai bagian dari persiapan intensif. Allegri menegaskan pentingnya fase ini, bukan hanya sebagai ajang pemanasan, tetapi juga sebagai proses seleksi untuk menentukan pemain-pemain yang siap terlibat dalam revolusi Milan.
Namun satu hal tetap menjadi tantangan: ekspektasi tinggi dan tekanan besar dari para tifosi. Allegri menyadari bahwa ia harus segera membuktikan kapasitasnya, bukan hanya sebagai pelatih veteran, tetapi juga sebagai arsitek masa depan AC Milan.
No Responses