
Gelandang Real Madrid Luka Modric mengontrol bola dalam laga La Liga melawan Real Sociedad, Sabtu (24/5/2025). (c) AP Photo/Cesar Cebolla
Bola.net – AC Milan bergerak cepat dalam bursa transfer awal musim 2025/2026. Rossoneri menunjukkan ambisi besar untuk kembali bersaing di papan atas Serie A dan kompetisi Eropa dengan mendatangkan dua gelandang kelas dunia: Luka Modric dan Granit Xhaka.
Keduanya bukan sekadar pemain bintang, melainkan sosok berpengalaman yang telah mencicipi berbagai gelar juara di level tertinggi. Milan tampak ingin membentuk lini tengah yang tak hanya kuat secara teknis, tetapi juga kaya akan pengalaman dan kepemimpinan alami.
Musim 2025/2026 juga menandai era baru di tubuh Milan. Di posisi pelatih, Rossoneri kini dilatih oleh Massimiliano Allegri yang kembali ke San Siro membawa segudang pengalaman serta rekam jejak gemilang.
Ambisi Milan jelas: merebut kembali posisi di papan atas dengan mengandalkan pemain-pemain bermental juara. Luka Modric dan Granit Xhaka pun diharapkan mampu membawa semangat kemenangan ke ruang ganti Milan.
Luka Modric: Maestro Abadi dari Madrid
Gelandang Real Madrid Luka Modric mengontrol bola dalam laga La Liga melawan Real Sociedad, Sabtu (24/5/2025). (c) AP Photo/Cesar Cebolla
Luka Modric resmi meninggalkan Real Madrid setelah mengabdi selama 13 tahun penuh prestasi. Dalam kurun waktu tersebut, gelandang asal Kroasia ini menjelma menjadi legenda hidup di Santiago Bernabeu. Ia bergabung ke Milan dengan status bebas transfer.
Selama berseragam Los Blancos, Modric mengoleksi enam gelar Liga Champions, empat titel La Liga, dua trofi Copa del Rey, lima Supercopa de Espana, serta sederet gelar internasional seperti Piala Dunia Antarklub dan UEFA Super Cup.
Namun, Modric bukan hanya soal koleksi trofi. Ia dikenal sebagai maestro lapangan tengah dengan visi bermain luar biasa, kontrol bola yang lembut, dan kemampuan mengatur tempo permainan secara elegan dan tenang.
Meski telah berusia 39 tahun, Modric masih menyimpan banyak kualitas yang dapat menjadi aset berharga bagi AC Milan.
Granit Xhaka: Pelindung dengan Jiwa Kepemimpinan
Aksi Granit Xhaka bersama Timnas Swiss di Euro 2024 (c) AP Photo/Darko Vojinovic
Berbeda dari Modric yang mengedepankan teknik dan kecerdasan, Granit Xhaka dikenal sebagai gelandang bertipe pekerja keras. Pemain asal Swiss ini memiliki daya tahan prima, kekuatan fisik mumpuni, serta determinasi tinggi yang menjadikannya pelindung ideal bagi lini belakang.
Prestasi Xhaka pun tak bisa dianggap remeh. Ia pernah menjabat sebagai kapten di dua klub besar: Arsenal dan Bayer Leverkusen.
Bersama Leverkusen, Xhaka mencatatkan sejarah dengan mempersembahkan gelar Bundesliga pertama untuk klub tersebut pada musim 2023/2024. Ia juga turut mengantarkan Leverkusen menjuarai DFB Pokal, menyempurnakan musim yang luar biasa itu.
Duet Sempurna dengan Peran yang Saling Melengkapi
Aksi Granit Xhaka dalam laga Liga Champions antara Bayer Leverkusen vs AC Milan, Rabu (2/10/2024). (c) Bayer 04 Leverkusen Official
Jika melihat karakter permainannya, Modric dan Xhaka seperti dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Modric akan menjadi otak permainan, bertugas mengatur tempo dan menciptakan peluang dari lini tengah.
Sementara itu, Xhaka akan menjadi jangkar pertahanan yang menjaga keseimbangan tim serta mengontrol intensitas permainan.
Kombinasi ini menawarkan keseimbangan antara kreativitas dan stabilitas. Di atas kertas, mereka bisa menjadi duet gelandang yang mampu membuat Milan tampil dominan, baik saat membangun serangan maupun ketika harus bertahan.
Tentu, sejumlah tantangan tetap harus dihadapi. Modric harus bisa beradaptasi dengan ritme Serie A di usianya yang sudah tidak muda lagi, sementara Xhaka dituntut untuk menjaga konsistensinya. Namun, dengan pengalaman dan kualitas yang mereka miliki, keduanya diyakini mampu menjawab harapan yang dibebankan kepada mereka.
No Responses