
Duel Bologna vs Inter Milan di Renato DallAra, Minggu (20/04/2025). (c) Michele Nucci/LaPresse via AP Photo
Bola.net – Saat peluit panjang berbunyi di Stadio Renato Dall’Ara, Minggu (20/4), Inter Milan hanya bisa tertunduk lesu. Mereka kalah 0-1 dari tuan rumah Bologna pada giornata ke-33 Serie A 2024/2025.
Kekalahan ini membuat perolehan poin Inter di puncak klasemen disamai oleh Napoli. Hanya selisih gol yang membedakan kedua tim.
Gol tunggal Riccardo Orsolini pada menit ke-90+4 terasa seperti pukulan telak ke perut para penggawa Nerazzurri. Mereka yang sudah berjibaku sepanjang laga, harus melihat jerih payah mereka digagalkan di detik-detik terakhir. Inter, yang dikenal sebagai tim paling produktif di Serie A musim ini, justru gagal menunjukkan ketajamannya.
Keletihan seperti membelenggu kreativitas dan energi skuad asuhan Simone Inzaghi. Jadwal padat dan tekanan yang terus-menerus tampak mulai mengambil korban. Di tengah euforia musim gemilang, malam di Bologna menjadi pengingat bahwa dominasi pun bisa retak.
Tembok yang Hampir Tak Retak
Aksi penyelamatan Yann Sommer di laga Inter Milan vs Bayern Munchen, Liga Champions 2024/2025 (c) AP Photo/Luca Bruno
Yann Sommer sejatinya tak banyak bekerja sepanjang pertandingan. Hanya satu tembakan tepat sasaran yang harus dia hadapi—sayangnya, itu adalah gol spektakuler Orsolini yang tak bisa dia hentikan.
Trio belakang Inter menunjukkan ketangguhan mereka. Francesco Acerbi tampil paling impresif, mematikan pergerakan Thijs Dallinga dengan pengalaman dan ketenangannya. Benjamin Pavard juga konsisten dan dominan di sisi kanan, sementara Alessandro Bastoni tampil kurang meyakinkan sebelum akhirnya ditarik keluar usai mendapat kartu kuning.
Meski kalah, lini belakang Inter tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Mereka nyaris menahan gempuran Bologna hingga peluit akhir sampai momen magis Orsolini memecah kebuntuan. Sebuah contoh bagaimana pertahanan bisa solid, tapi tak kebal terhadap keajaiban.

|
26 April 2025



|
28 April 2025


Mesin Tengah yang Mulai Seret
Aksi Hakan Calhanoglu (kiri) di laga Bologna vs Inter Milan, Minggu (20/04/2025). (c) Michele Nucci/LaPresse via AP Photo
Hakan Calhanoglu menjadi bayangan dari dirinya sendiri di laga ini. Umpan-umpannya meleset, keputusannya dipertanyakan, dan satu kesalahan fatal memaksa Henrikh Mkhitaryan melakukan pelanggaran yang berbuah kartu. Dia terlihat kelelahan dan kehilangan kontrol.
Nicolo Barella berusaha menyalakan mesin serangan, tapi tak sanggup memaksimalkan perannya sebagai motor tim. Akselerasinya yang biasa jadi ancaman, kini lebih banyak kandas di kaki lawan. Matteo Darmian juga cenderung pasif, meski tetap solid di sisi pertahanan.
Mkhitaryan menunjukkan determinasi tinggi, tak pernah berhenti berlari dan mencoba. Namun, kurangnya dukungan dan opsi di lini depan membuat usahanya tampak sia-sia. Inter kalah di lini tengah bukan karena kalah jumlah, tapi karena kalah energi dan intensitas.
Tombak yang Tumpul
Carlos Augusto berduel dengan Emil Holm dalam laga Bologna vs Inter Milan di Serie A 2024/2025, Minggu (20/4/2025) malam WIB. (c) Michele Nucci/LaPresse via AP
Carlos Augusto menjadi satu-satunya pemain yang memberi warna di sisi kiri. Dia aktif menyerang dan bergeser ke posisi bek tengah ketika dibutuhkan, tapi sering membuat keputusan salah di momen krusial. Produktivitasnya tak cukup mengubah arah permainan.
Lautaro Martinez masih menjadi roh di lini depan. Dia memang gagal mencetak gol, tapi kontribusinya dalam membangun serangan dan bertahan layak diapresiasi. Sayangnya, ketika ujung tombak tak mencetak gol, maka tekanan pun meningkat.
Yang paling mengecewakan tentu Joaquin Correa. Diberi kesempatan langka untuk jadi starter, dia justru tampil seperti bayangan. Tak memberikan ancaman, gagal dalam duel, dan tampak kehilangan arah. Keputusan Inzaghi menurunkannya patut dipertanyakan.
Alarm Jelang Garis Akhir
Duel Jhon Lucumi lawan Lautaro Martinez di laga Bologna vs Inter Milan, Minggu (21/04/2025). (c) Michele Nucci/LaPresse via AP Photo
Kekalahan ini bukan akhir dunia bagi Inter, tapi menjadi peringatan keras. Ketika fokus mulai terpecah dan tenaga terkuras, itu bisa jadi batu sandungan yang menyakitkan. Tiga poin yang seharusnya aman, melayang begitu saja.
Dengan beberapa laga tersisa, Inzaghi harus segera menemukan kembali energi timnya. Rotasi, motivasi, dan efisiensi harus ditingkatkan. Gelar juara memang masih dalam jangkauan, tetapi jalan menuju sana tak lagi mulus.
Ini bukan cuma soal kualitas karena Inter sudah membuktikan superioritas mereka. Ini tentang mentalitas dan stamina. Bologna baru saja menunjukkan bahwa jika Inter lengah sedetik saja, harga yang harus dibayar bisa sangat mahal.
Sumber: Cult of Calcio
No Responses