
Selebrasi pemain Inter Milan setelah memastikan lolos ke Liga Champions 2024-2025. (c) AP Photo/Luca Bruno
Bola.net – Suasana kecewa menyelimuti Stadio San Siro usai Inter Milan hanya bermain imbang 2-2 melawan Lazio. Kekecewaan itu semakin dalam ketika mengetahui Napoli juga gagal mengalahkan Parma di laga yang berlangsung bersamaan.
Padahal, selama lebih dari 20 menit setelah gol Yann Bisseck, dan sesaat setelah Denzel Dumfries mencetak gol, Inter sempat kembali ke puncak klasemen. Scudetto yang sudah di depan mata, kini harus diperjuangkan lebih keras lagi.
Tak hanya hasil melawan Lazio yang mengecewakan. Jika ditelisik lebih dalam, Inter sebenarnya sudah sering membuang poin di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Poin-poin yang terbuang itu kini jadi beban berat di akhir musim.
Di saat tim lain mulai kelelahan, Inter seharusnya bisa memanfaatkan momentum di awal musim. Sayangnya, mereka justru terlihat lamban dan kurang tajam di fase-fase krusial.
Awal Musim Inter yang Tak Mulus
Duel Serie A antara Inter Milan vs Genoa, Minggu (23/2/2025). (c) AP Photo/Luca Bruno
Inter memulai musim dengan buruk, hanya memenangkan dua dari lima laga pertama di Serie A. Hasil ini menjadi beban psikologis yang terbawa hingga akhir musim.
Mereka harus puas dengan hasil imbang melawan Genoa berkat gol di menit 95. Hasil serupa juga terjadi saat berhadapan dengan Monza, tim yang sepanjang musim bertengger di dasar klasemen.
Kekalahan 2-1 dari AC Milan di Derby della Madonnina semakin memperburuk catatan awal musim Inter. Padahal, Milan saat itu sedang dalam masa transisi dan bahkan memecat pelatihnya tiga bulan kemudian.

|
4 Mei 2025



|
3 Mei 2025


Poin-poin yang Terbuang di Pertengahan Musim
Aksi Lautaro Martinez dalam laga Inter Milan vs Juventus di Serie A 2024/2025. (c) AP Photo/Luca Bruno
Inter seharusnya belajar dari kesalahan di awal musim, tapi mereka justru mengulangi hal serupa di pertengahan kompetisi. Dominasi permainan tak diimbangi dengan ketajaman di lini depan.
Contoh nyata terjadi saat mereka membiarkan Juventus bangkit dari ketertinggalan 4-2 menjadi 4-4 di 20 menit terakhir. Begitu pula ketika gagal memaksimalkan keunggulan saat bermain imbang 1-1 melawan Napoli.
Kekalahan 0-1 dari Juventus di Allianz Stadium pada Februari lalu semakin menambah penyesalan. Belum lagi kekalahan dari Milan dan gol telat yang mereka kebobolan dari Bologna di masa injury time.
Tekanan di Akhir Musim
Duel Nikola Vlasic dan Kristjan Asllani dalam laga Serie A antara Torino vs Inter Milan, Minggu (11/5/2025). (c) La Presse via AP Photo/Spada
Inter kini berada di posisi yang sulit. Mereka harus memenangkan sisa laga di saat energi pemain sudah mulai terkuras. Padahal, di fase inilah konsentrasi dan fisik sangat dibutuhkan.
Poin-poin yang terbuang di awal dan pertengahan musim kini jadi beban berat. Jika saja mereka lebih cermat, situasi saat ini mungkin tak akan serumit ini.
Race Scudetto yang sempat di genggaman, kini harus diperjuangkan dengan susah payah hingga pekan terakhir. Dan yang lebih menyakitkan, sejarah tahun 2022 saat Milan merebut gelar dengan selisih satu poin, berpotensi terulang.
Final Liga Champions Jadi Penebus Dosa?
Dengan situasi yang ada, Final Liga Champions mungkin jadi satu-satunya jalan untuk menebus kekecewaan musim ini. Tapi, apakah Inter mampu bangkit di tengah tekanan yang begitu besar?
Jika gagal, musim ini akan dikenang sebagai musim penuh penyesalan. Scudetto yang sempat dekat, akhirnya menguap begitu saja.
No Responses