DELTASLOT88 – Malam Sunyi Rossoneri

Malam Sunyi Rossoneri

AC Milan vs Atalanta: Youssouf Fofana vs Ederson. (c) Spada/LaPresse via AP

Bola.net – San Siro yang biasanya menggema dengan semangat tifosi AC Milan berubah menjadi sunyi tadi malam. Rossoneri harus mengakui keunggulan Atalanta dengan skor tipis 0-1 pada pekan ke-33 Serie A 2024/2025. Sebuah kekalahan yang menyakitkan di kandang sendiri, padahal mereka sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan selepas jeda.

Sergio Conceicao tetap mempercayakan formasi 3-4-3 yang pekan lalu membuahkan kemenangan meyakinkan 4-0 atas Udinese. Namun, formula tersebut gagal memberikan hasil serupa kali ini. Ederson menjadi pembeda lewat gol tunggalnya di menit ke-62.

Milan memang memulai babak kedua dengan antusiasme tinggi. Akan tetapi, seperti kisah lama yang terulang, penyelesaian akhir dan koordinasi di momen-momen krusial justru jadi titik lemah. Beberapa pemain tampil di bawah ekspektasi.


1 dari 5 halaman

Dinding Belakang yang Retak

Dinding Belakang yang Retak

Mike Maignan mencoba menghentikan tembakan Nikola Vlasic di laga Torino vs AC Milan, Minggu (23/2/2025) (c) Fabio Ferrari/LaPresse via AP

Mike Maignan hampir tak diuji sepanjang babak pertama. Atalanta hanya melepaskan dua tembakan tepat sasaran sepanjang laga dan sang kiper sukses menggagalkan salah satunya dari Ademola Lookman di akhir pertandingan.

Fikayo Tomori tampil solid dengan sejumlah sapuan penting dan ikut membantu serangan ketika dibutuhkan. Dia menunjukkan intensitas tinggi dan semangat juang yang tak pernah padam.

Matteo Gabbia juga cukup mampu mengimbangi duel fisik, terutama saat menghadapi Mateo Retegui. Meski terlibat dalam situasi terciptanya gol, dia tetap mencatat beberapa blok krusial yang layak diapresiasi.

Pertandingan Selanjutnya

Liga Italia Liga Italia
|
27 April 2025

Venezia
Venezia

17:30 WIB

AC Milan
AC Milan


Liga Italia Liga Italia
|
26 April 2025

Atalanta
Atalanta

01:45 WIB

Lecce
Lecce

2 dari 5 halaman

Tengah Tumpul, Ide Mandek

Tengah Tumpul, Ide Mandek

Tijjani Reijnders mencetak gol kedua AC Milan dalam laga melawan Como di Serie A, Minggu (16/3/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Antonio Calanni

Alex Jimenez tampil dengan dualisme. Dia aktif membantu serangan, tetapi sering kalah dalam duel melawan Lookman, terutama di babak pertama. Perbaikan di paruh kedua tak cukup menyelamatkannya dari catatan performa yang biasa saja.

Youssouf Fofana memberikan energi dan dinamika di lini tengah. Dia rajin memotong aliran bola dan membawa bola ke depan dengan percaya diri. Sayangnya, di momen-momen penentu, akurasinya mulai menurun dan peluang pun terbuang.

Tijjani Reijnders terlihat ragu dalam banyak kesempatan. Dia seperti enggan mengambil keputusan penting dan kerap memaksakan dribel ketimbang melepaskan tembakan. Umpan bagus ke Rafael Leao di babak pertama tak cukup menutupi penampilannya yang setengah hati.

3 dari 5 halaman

Sayap yang Tak Lagi Tajam

Sayap yang Tak Lagi Tajam

Theo Hernandez meninggalkan lapangan usai menerima kartu merah dalam laga leg kedua playoff Liga Champions antara AC Milan dan Feyenoord, Rabu (18/2/2025). (c) Spada/LaPresse via AP

Theo Hernandez tetap jadi motor serangan dari sisi kiri. Dia bermain konsisten di kedua fase permainan dan menunjukkan determinasi hingga menit akhir. Kepemimpinan dan semangatnya patut dipuji meski tim kalah.

Christian Pulisic hanya terlihat sebentar di awal babak kedua. Sisanya, dia nyaris tak memberi dampak berarti, bahkan eksekusi bola matinya tak sesuai standar yang biasa dia tunjukkan.

Luka Jovic sempat punya peluang emas menjelang akhir babak pertama. Sayangnya, penyelesaiannya buruk dan itu menjadi penyesalan besar karena Milan kesulitan menciptakan peluang serupa di babak kedua.

4 dari 5 halaman

Leao: Janji yang Tak Tuntas

Leao: Janji yang Tak Tuntas

Pemain Fiorentina, Dodo berebut bola dengan penyerang AC Milan, Rafael Leao. (c) AP Photo/Antonio Calanni

Rafael Leao seharusnya bisa mengubah arah pertandingan di babak pertama. Dia menerima umpan sempurna dari Reijnders, tetapi penyelesaiannya mengecewakan. Itu adalah momen penentu yang gagal dimaksimalkan.

Kegagalan itu seolah menguras rasa percaya dirinya. Di babak kedua, dia tak lagi seagresif biasanya dan lebih banyak kehilangan bola. Saat Milan butuh pahlawan, Leao justru tak hadir dalam bentuk terbaiknya.

Kekalahan ini cukup menyakitkan. Peluang yang terbuang, keputusan yang salah, dan ritme yang tak kunjung stabil membuat mereka kehilangan poin di kandang. Rossoneri harus segera bangkit, sebelum segalanya terlambat.

Sumber: Sempre Milan

5 dari 5 halaman

Klasemen Serie A